Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu
cara khusus bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks dan keyakinan
dapat digabungkan bersama, yang dalam konteks ini dapat berupa paduan
dari beberapa unsur yang mungkin berupa gagasan, pendapat dan
pengamatan ke dalam suatu kesatuan.
KONSEP
Dalam menggambarkan penyelidikan tentang konsep, para perancang
biasanya menggunakan 6 sinonim: gagasan arsitektur, tema, gagasan
superorganisasi, parti dan esquisse dan terjemahan harfiah.
gagasan arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi
sebagai arsitektur formal (spt; siang hari, ruang, urutan ruang,
integarasi struktur dan bentuk, dan sitting dalam lansekap.) Soal
arsitektonis secara spesifik digunakan sebagai dasar perancang dalam
pengambilan keputusan. Tiap bagian memiliki pengaruh dalam pandangan
umum.
Tema merupakan suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di
seluruh rancangan suatu proyek. contoh: karya Charles Moore, Kimbel
Art, Gallery Louis I Khan di Fort Worth, Texas, memakai cahaya sebagai
tema.
Gagasan superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris
umum atau hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam
proyek yang bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa
sehingga masing-masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan
masing-masing yang secara keseluruhan masih menunjang perancangan.
Parti (skema) dan esquisse (sketsa) adalah produk menurut konsep dan
grafik dalam suatu proyek diharapkan dikembangkan suatu konsep dan
sketsa pendahuluan dari konfiurasi bangunan.
Terjemahan harfiah yaitu gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu
konsep dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu
proyek. ( Lorabee Bernes ) jadi konsep harus dapat diekspresikan dalam
jenis sketsa. Diagram asli agaknya benar-benar dapat dilihat dan
diidentifikasikan dalam bangunan yang telah selesai.
Konsep adalah antitesis dari wawasan-wawasan yang sama sekali belum
dianggap tepat. Suatu konsep harus mengandung kelayakan; yang mungkin
menunjang maksud-maksud daru cita-cita pokok suatu proyek dengan
memperhatikan karakteristik-karakterisitik dan
keterbatasab-keterbatasan yang khas dari tiap proyek.
KONSEP DAN ARSITEKTUR DESAIN
Konsep merupakan usaha yang bersifat terpusat. konsep yang layak,
adalah yang memadukan hal-hal yang sebelumnya berdiri sendiri.
Kemampuan membuat konsep merupakan kemampuan bertindak kreatif dengan
identifikasi kurang lebih 10% inspirasi dan 90% bekerja keras.
3 masalah yang menghambat pengembangan keahlian dalam membuat konsep:
1. Masalah komunikas, yang sulit bukan menerangkan masalah kepada orang lian, tapi pada diri sendiri.
2. Kurangnya pengalaman, konsep menjadi sukar untuk diciptakan bila aspek arsitektur tidak dikuasai.
3. Masalah pembangkitan hierarki, akan timbul sulit dalam menentukan suatu konsep yang dianggap baik/buruk.
Pemahaman akan hubungan-hubungan antara gagasan, wawasan dan konsep
(idea, kepercayaan dan konsep) akan membantu memecahkan ketiga masalah
tersebut.
IDEA
Gagasan merupakan pikiran nyata yang merupakan hasil pemahaman,
pengertian atau pengamatan. Bangunan dan rancangan bangunan memiliki
banyak keputusan kecil), perlu adanya suatu gagasan-gagasan dan
konsep-konsep dalam menanggapi keragaman persoalan yang muncul yang
tentunya membutuhkan suatu keahlian.
KEPERCAYAAN / NOTIONS.
Notions sangat mirip dengan ide, kecuali adanya perbedaan secara acak.
Notions adalah ide-ide yang diasumsikan secara insubstantial,
unsubstantiated, atau bahkan sangat sukar dites dengan ide-ide lain.
Notions tidak memiliki aturan dalam suatu konsep formula. Notions oleh
Gordon merupakan ide yang masih acak/tdk bisa diterjemahkan. Dalam
arsitektur, konsep untuk suatu proyek yang mengabaikan artikulasi dan
notions merupakan langkah menuju konsep yang baik. Mahasiswa dapat
menemukan notions ketika mereka menemukan konsep.
KONSEP DAN IDE-IDE
Konseo mirip dengan ide, konsep menghasilkan suatu pengertian, kecuali
konsep memiliki karakteristik tertentu. Dalam arsitektur, konsep
diartikan sebagai banyaknya kebutuhan dalam suatu bangunan yang
disatukan dalam pemikiran tertentu yang mempengaruhi disain dan
konfigurasinya. Konsep dalam arsitektur merupakan hasil dari kemampuan
imajinasi dan menyatukan hal-hal yang tidak sama.
CONCEPTUAL SCENARIOS
Kesatuan konsep menggabungkan elemen-elemen mendai satu baik ambisius
dan elusive. Arsitek menawarkan essay atau skenario yang menggabungkan
faktor-faktor penting dan ide-ide yang mempengaruhi solusi.
Bangunan merupakan penggabungan konsep-konsep. Arsitektur merupakan
pemecahan isu-isu individual. Pemecahan masalah untuk seorang arsitek
meminimalisasikan permintaan-permintaan. The Conceptual skenario
memperluas pernyataan. konsep diubah menjadi kesimpulan. The conceptual
scenario dapat digunakan untuk mengidentifikasikan ide-ide penting dan
masalah-masalah yang disimpulkan menjadi suatu pernyataan. Konseptual
skenario merupakan produk proses evolusi.
METAFORA DAN PERUMPAMAAN:
Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana
hubungan-hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini
metafora menggunakan kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk
melukiskan hubungan tersebut.
Intisari:
Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek
persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis.
Suatu pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan
serta identifikasi pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan
beberapa metode untuk mendapatkan intisari dari suatu proyek dan
mentransformasikannya dalam suatu konsep.
Tanggapan Langsung dan Pemecahan Masalah
Konsep tidak hanya memperhatikan fungsi dari seluruh aktivitas dalam
bangunan, tetapi konsep dapat dikembangkan menjadi suatu melalui
pendekatan secara pragmatis.
Tujuan Akhir
Tujuan yang ingin dicapai oleh arsitek sebaiknya berbeda-beda /
menyesuaikan dengan keadaan. Satu konsep tidak dapat diterapkan pada
berbagai proyek sebab setiap bangunan memiliki tujuan yang
berbeda-beda.
IKTISAR
Wawasan, gagasan, konsep dan skenario merupakan suatu rangkaian
kesatuan kontinum yang dapat menjadi dasar penting bagi arsitektur.
Konsep memadukan berbagai unsur menjadi satu keseluruhan yang berkaitan
dan memungkinkan arsitek mengerahkan sumber dayanya kepada aspek-aspek
perancangan yang terpenting.
Ada lima macam konsep: analogi atau hubungan harfiah, metafora atau
hubungan abstrak, intisari atau aspek intrinsik, tanggapan dan
pragmatis dan tujuan akhir atau nilai-nilai ekstern.
Dikutip dari http://keep-trying-9.blogspot.com/2012/02/konsep-konsep-dalam-arsitektur.html
Selasa, 04 Desember 2012
Konsep dalam Arsitektur
Konsep
adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan.
Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa
syarat-syarat suatu rencana, konteks, dan keyakinan dapat digabungkan
bersama. Suatu konsep harus mengandung kelayakan, ia menunjang
maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dan memperhatikan
karakteristik-karakteristik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari
setiap proyek.
Gagasan
arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi soal
arsitektonis formal seperti siang hari, ruang, urutan ruang, integrasi
struktur dan bentuk, dan penapakan (siting) dalam bentuk alam.
Suatu tema adalah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek.
Gagasan
superorganisasi mengacu kepada konfigurasi geometris umum atau hirarki
yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian suatu proyek. Suatu gagasan
superorganisasi memungkinkan variasi pola di antara bagian-bagian,
hanya selama mereka memperkuat pola keseluruhan. Tujuan gagasan
superorganisasi adalah untuk memberi cukup struktur bagi pola sedemikian
rupa sehingga masing-masing bagian dapat dikembangkan dengan
keistimewaan-keistimewaannya sendiri dan masih menunjang keseluruhannya.
Parti (skema) dan esquisse
(sketsa) adalah produk menurut konsep dan grafik dari suatu metode
pengajaran khusus, metode ini menghendaki agar dapat mengembangkan
kecakapan konseptual sampai suatu tingkat yang tinggi.
Terjemahan
harafiah adalah tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram
yang dapat menjadi rencana yang disederhanakan untuk proyek yang
bersangkutan.
Menurut
Barnes: “Sebuah bangunan harus memiliki gagasan kuat yang lebih
bersifat arsitektur daripada seni patung atau seni lukis- gagasan yang
berhubungan dengan kegiatan dalam bangunan… Bila seorang arsitek
bertanya pada arsitek lain: ‘Jenis bangunan apa yang sedang Anda buat?’
orang harus segera dapat menarik abstraks, atau diagram, dari gagasan
arsiteknya.
KONSEP DAN RANCANGAN ARSITEKTUR
Perumusan
konsep bukanlah merupakan suatu kegiatan yang otomatis. Ia memerlukan
upaya yang terpusat untuk membuat suatu konsep yang secara layak
memadukan hal-hal yang tidak dipersatukan sebelumnya. Perumusan konsep
adalah suatu kegiatan yang tidak biasa bagi kebanyakan orang, dan para
mahasiswa arsitektur mengalami banyak kesulitan untuk menguasainya
seperti juga dalam aspek-aspek perancangan yang lain. Tiga masalah
merintangi pengembangan keahlian dalam membuat konsep. Rintangan itu
meliputi tentang masalah komunikasi, kekurangan pengalaman, dan
pembangkitan hirarki.
Masalah
komunikasi yang paling sulit bukanlah menjelaskan konsep kita kepada
orang lain, melainkan dalam menjelaskan gagasan kita kepada diri
sendiri. Masalah lain yang mempengaruhi perumusan konsep adalah
komunikasi grafis. Ironisnya, banyak mahasiswa yang ragu-ragu membuat
sketsa sebagai bagian dari proses mereka dalam mengembangkan konsep.
Masalah
yang kedua, merupakan perluasan dari masalah yang pertama. Karena
banyak bangunan yang dibuat tanpa menggunakan konsep, dan hampir semua
kritikus dan banyak arsitek menghindarkan menulis tentang ini, relatif
mudahlah bagi seorang peracang yang baru mulai untuk menjadi tidak
berhasrat pada konsep-konsep dan tidak memahami peranan yang mereka
mainkan dalam perancangan bangunan.
Masalah
ketiga, dapat disederhanakan sebagai masalah mengidentifikasi
hirarki-hirarki yang tepat. Arsitek harus sanggup membuat penilaian yang
membedakan. Pemahaman akan hubungan-hubungan antara gagasan, wawasan,
dan konsep dapat membantu memecahkan ketiga masalah tersebut.
Gagasan
adalah pemikiran nyata yang spesifik yang kita miliki sebagai hasil
pemahaman, pengertian, atau pengamatan. Bangunan dan rancangan bangunan
terdiri dari banyak keputusan kecil, dan keahlian harus dikembangkan
dalam menimbulkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang tanggap
terhadap berbagai keragaman persoalan yang muncul.
Wawasan
adalah gagasan yang dianggap tidak penting, namun selalu masih
terdapat kemungkinan bahwa ada suatu dasar kebenaran yang penting yang
tersembunyi bahkan dalam setiap ucapan yang fasih. Dalam arsitektur,
suatu konsep yang tepat untuk suatu proyek mungkin terus-menerus menolak
artikulasi, dan mungkin perlu untuk menciptakan wawasan sebagai suatu
langkah dalam merumuskan suatu konsep yang tepak, baik sebagai suatu
teknik kunci dan siasat tekan harga jual rumah maupun sebagai akibat
mutlak dari kekurangan pengalaman dalam perancangan dan perumusan
konsep.
Konsep
serupa dengan gagasan, dalam arti keduanya merupakan pemikiran
spesifik yang kita miliki sebagai hasil dari suatu pemahaman. Dalam
arsitektur, suatu konsep mengidentifikasi bagaimana berbagai aspek
persyaratan untuk suatu bangunan dapat dipersatukan dalam suatu
pemikiran spesifik yang langsung mempengaruhi rancangan dan
konfigurasinya.
Skenario
konseptual meluaskan pernyataan konsep, dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana semua gagasan dan persoalan penting yang
dapat ditinggalkan dalam suatu pernyataan konsep yang lebih singkat
dapat dipersatukan dalam satu pernyataan cerita yang panjang. Sekalipun
bagian-bagian tiap skenario mungkin telah jelas ditetapkan dari sejak
awal, skenario menggunakan pengertian-pengertian yang diperoleh selama
proses perancangan untuk mempertalikannya bersama.
HIRARKI KONSEP
Suatu
pemahaman tenatang hubungan hirarkis antara wawasan, gagasan, konsep,
dan skenario konseptual menjadi landasan untuk mengembangkan suatu
proses guna melahirkan konsep-konsep yang tepat untuk bangunan.
Dalam
tahap-tahap awal suatu proyek, gagasan mempunyai kesempatan yang baik
untuk dapat dipahami, terutama bila pikiran terbuka bagi pemikiran
pembaharuan, tidak biasa, dan imajinatif, yang mungkin membantu
memecahkan perancangan yang unik atau sulit dan persyaratan yang
bersifat perencanaan. Sehingga kemiripan, kemungkinan interaksi, dan
pengelompokan gagasan menjadi nyata. Pengamatan-pengamatan ini
menciptakan dasar yang memberikan argumen terus-menerus untuk melakukan
segala sesuatu.
LIMA JENIS KONSEP
1. Analogi (memperhatikan hal-hal lain)
Analogi
adalah sarana yang paling sering digunakan untuk merumuskan konsep.
Analogi mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin di antara
benda-benda. Sebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas
yang diinginkan, dan dengan demikian ia menjadi model untuk proyek yang
ada.
2. Metafora (memperhatikan abtraksi-abtraksi)
Metafora,
mengidentifikasi hubungan di antara benda-benda. Tetapi
hubungan-hubungan ini lebih bersifat abstark dibanding nyata.
Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata “seperti” atau
“bagaikan” untuk mengungkapan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan
mengidentifikasi pola hubungan sejajar sedangkan analogi
mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin.
3. Hakikat (memperhatikan di luar kebutuhan-kebutuhan program)
Hakikat
menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit
menjadi keterangan-keterangan gamblang yang ringkas. Hakikat mengandung
pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan intrinsik
dari benda yang dianalisis. Suatu pernyataan tentang hakikat sesuatu
juga dapat merupakan hasil penemuan dan identifikasi akar-akar suatu
pokok persoalan.
4. Konsep programatik (memperhatikan syarat-syarat yang dinyatakan)
Tidak
semua konsep menangkap hakikat suatu proyek, tidak pula semua konsep
melambangkan fungsi semua kegiatan dalam suatu bangunan. Konsep dapat
dikembangkan sekitar persoalan-persoalan yang lebih pragmatis yang
sering dengan gamblang diidentifikasi dalam program bangunan.
5. Cita-cita (memperhatikan nilai-nilai umum)
Bila
arsitek tidak memiliki cita-cita untuk acuan dan menggunakannya dalam
konseptualisasi dan mengembangkan rancangan-rancangan mereka, tugas
mereka akan lebih sulit.
Wawasan,
gagasan, konsep, dan skenario merupakan suatu rangkaian kesatuan
kontinum yang dapat menjadi dasar penting bagi arsitektur. Pencaharian
akan konsep yang tepat dan penerapannya dapat membantu menciptakan
arsitektur yang baik.
*dikutip dari http://keep-trying-9.blogspot.com/2012/03/konsep-dalam-arsitektur.html
Langganan:
Postingan (Atom)