Selasa, 04 Desember 2012

Konsep Konsep dalam Arsitektur

Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks dan keyakinan dapat digabungkan bersama, yang dalam konteks ini dapat berupa paduan dari beberapa unsur yang mungkin berupa gagasan, pendapat dan pengamatan ke dalam suatu kesatuan.

KONSEP
Dalam menggambarkan penyelidikan tentang konsep, para perancang biasanya menggunakan 6 sinonim: gagasan arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti dan esquisse dan terjemahan harfiah.
gagasan arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi sebagai arsitektur formal (spt; siang hari, ruang, urutan ruang, integarasi struktur dan bentuk, dan sitting dalam lansekap.) Soal arsitektonis secara spesifik digunakan sebagai dasar perancang dalam pengambilan keputusan. Tiap bagian memiliki pengaruh dalam pandangan umum.

Tema merupakan suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek. contoh: karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery Louis I Khan di Fort Worth, Texas, memakai cahaya sebagai tema.

Gagasan superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum atau hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masing-masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang secara keseluruhan masih menunjang perancangan.

Parti (skema) dan esquisse (sketsa) adalah produk menurut konsep dan grafik dalam suatu proyek diharapkan dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari konfiurasi bangunan.

Terjemahan harfiah yaitu gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek. ( Lorabee Bernes ) jadi konsep harus dapat diekspresikan dalam jenis sketsa. Diagram asli agaknya benar-benar dapat dilihat dan diidentifikasikan dalam bangunan yang telah selesai.

Konsep adalah antitesis dari wawasan-wawasan yang sama sekali belum dianggap tepat. Suatu konsep harus mengandung kelayakan; yang mungkin menunjang maksud-maksud daru cita-cita pokok suatu proyek dengan memperhatikan karakteristik-karakterisitik dan keterbatasab-keterbatasan yang khas dari tiap proyek.

KONSEP DAN ARSITEKTUR DESAIN

Konsep merupakan usaha yang bersifat terpusat. konsep yang layak, adalah yang memadukan hal-hal yang sebelumnya berdiri sendiri. Kemampuan membuat konsep merupakan kemampuan bertindak kreatif dengan identifikasi kurang lebih 10% inspirasi dan 90% bekerja keras.

3 masalah yang menghambat pengembangan keahlian dalam membuat konsep:

1. Masalah komunikas, yang sulit bukan menerangkan masalah kepada orang lian, tapi pada diri sendiri.

2. Kurangnya pengalaman, konsep menjadi sukar untuk diciptakan bila aspek arsitektur tidak dikuasai.

3. Masalah pembangkitan hierarki, akan timbul sulit dalam menentukan suatu konsep yang dianggap baik/buruk.

Pemahaman akan hubungan-hubungan antara gagasan, wawasan dan konsep (idea, kepercayaan dan konsep) akan membantu memecahkan ketiga masalah tersebut.

IDEA
Gagasan merupakan pikiran nyata yang merupakan hasil pemahaman, pengertian atau pengamatan. Bangunan dan rancangan bangunan memiliki banyak keputusan kecil), perlu adanya suatu gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam menanggapi keragaman persoalan yang muncul yang tentunya membutuhkan suatu keahlian.

KEPERCAYAAN / NOTIONS.

Notions sangat mirip dengan ide, kecuali adanya perbedaan secara acak. Notions adalah ide-ide yang diasumsikan secara insubstantial, unsubstantiated, atau bahkan sangat sukar dites dengan ide-ide lain. Notions tidak memiliki aturan dalam suatu konsep formula. Notions oleh Gordon merupakan ide yang masih acak/tdk bisa diterjemahkan. Dalam arsitektur, konsep untuk suatu proyek yang mengabaikan artikulasi dan notions merupakan langkah menuju konsep yang baik. Mahasiswa dapat menemukan notions ketika mereka menemukan konsep.

KONSEP DAN IDE-IDE

Konseo mirip dengan ide, konsep menghasilkan suatu pengertian, kecuali konsep memiliki karakteristik tertentu. Dalam arsitektur, konsep diartikan sebagai banyaknya kebutuhan dalam suatu bangunan yang disatukan dalam pemikiran tertentu yang mempengaruhi disain dan konfigurasinya. Konsep dalam arsitektur merupakan hasil dari kemampuan imajinasi dan menyatukan hal-hal yang tidak sama.

CONCEPTUAL SCENARIOS
Kesatuan konsep menggabungkan elemen-elemen mendai satu baik ambisius dan elusive. Arsitek menawarkan essay atau skenario yang menggabungkan faktor-faktor penting dan ide-ide yang mempengaruhi solusi.
Bangunan merupakan penggabungan konsep-konsep. Arsitektur merupakan pemecahan isu-isu individual. Pemecahan masalah untuk seorang arsitek meminimalisasikan permintaan-permintaan. The Conceptual skenario memperluas pernyataan. konsep diubah menjadi kesimpulan. The conceptual scenario dapat digunakan untuk mengidentifikasikan ide-ide penting dan masalah-masalah yang disimpulkan menjadi suatu pernyataan. Konseptual skenario merupakan produk proses evolusi.

METAFORA DAN PERUMPAMAAN:

Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubungan-hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.

Intisari:

Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis. Suatu pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan serta identifikasi pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan beberapa metode untuk mendapatkan intisari dari suatu proyek dan mentransformasikannya dalam suatu konsep.

Tanggapan Langsung dan Pemecahan Masalah

Konsep tidak hanya memperhatikan fungsi dari seluruh aktivitas dalam bangunan, tetapi konsep dapat dikembangkan menjadi suatu melalui pendekatan secara pragmatis.

Tujuan Akhir

Tujuan yang ingin dicapai oleh arsitek sebaiknya berbeda-beda / menyesuaikan dengan keadaan. Satu konsep tidak dapat diterapkan pada berbagai proyek sebab setiap bangunan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

IKTISAR

Wawasan, gagasan, konsep dan skenario merupakan suatu rangkaian kesatuan kontinum yang dapat menjadi dasar penting bagi arsitektur. Konsep memadukan berbagai unsur menjadi satu keseluruhan yang berkaitan dan memungkinkan arsitek mengerahkan sumber dayanya kepada aspek-aspek perancangan yang terpenting.
Ada lima macam konsep: analogi atau hubungan harfiah, metafora atau hubungan abstrak, intisari atau aspek intrinsik, tanggapan dan pragmatis dan tujuan akhir atau nilai-nilai ekstern.



Dikutip dari http://keep-trying-9.blogspot.com/2012/02/konsep-konsep-dalam-arsitektur.html

Konsep dalam Arsitektur

Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks, dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Suatu konsep harus mengandung kelayakan, ia menunjang maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dan memperhatikan karakteristik-karakteristik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari setiap proyek.
Gagasan arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi soal arsitektonis formal seperti siang hari, ruang, urutan ruang, integrasi struktur dan bentuk, dan penapakan (siting) dalam bentuk alam.
Suatu tema adalah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek.
Gagasan superorganisasi mengacu kepada konfigurasi geometris umum atau hirarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian suatu proyek. Suatu gagasan superorganisasi memungkinkan variasi pola di antara bagian-bagian, hanya selama mereka memperkuat pola keseluruhan. Tujuan gagasan superorganisasi adalah untuk memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masing-masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan-keistimewaannya sendiri dan masih menunjang keseluruhannya.
Parti (skema) dan esquisse (sketsa) adalah produk menurut konsep dan grafik dari suatu metode pengajaran khusus, metode ini menghendaki agar dapat mengembangkan kecakapan konseptual sampai suatu tingkat yang tinggi.
Terjemahan harafiah adalah tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram yang dapat menjadi rencana yang disederhanakan untuk proyek yang bersangkutan.
Menurut Barnes: “Sebuah bangunan harus memiliki gagasan kuat yang lebih bersifat arsitektur daripada seni patung atau seni lukis- gagasan yang berhubungan dengan kegiatan dalam bangunan… Bila seorang arsitek bertanya pada arsitek lain: ‘Jenis bangunan apa yang sedang Anda buat?’ orang harus segera dapat menarik abstraks, atau diagram, dari gagasan arsiteknya.
KONSEP DAN RANCANGAN ARSITEKTUR
Perumusan konsep bukanlah merupakan suatu kegiatan yang otomatis. Ia memerlukan upaya yang terpusat untuk membuat suatu konsep yang secara layak memadukan hal-hal yang tidak dipersatukan sebelumnya. Perumusan konsep adalah suatu kegiatan yang tidak biasa bagi kebanyakan orang, dan para mahasiswa arsitektur mengalami banyak kesulitan untuk menguasainya seperti juga dalam aspek-aspek perancangan yang lain. Tiga masalah merintangi pengembangan keahlian dalam membuat konsep. Rintangan itu meliputi tentang masalah komunikasi, kekurangan pengalaman, dan pembangkitan hirarki.
Masalah komunikasi yang paling sulit bukanlah menjelaskan konsep kita kepada orang lain, melainkan dalam menjelaskan gagasan kita kepada diri sendiri. Masalah lain yang mempengaruhi perumusan konsep adalah komunikasi grafis. Ironisnya, banyak mahasiswa yang ragu-ragu membuat sketsa sebagai bagian dari proses mereka dalam mengembangkan konsep.
Masalah yang kedua, merupakan perluasan dari masalah yang pertama. Karena banyak bangunan yang dibuat tanpa menggunakan konsep, dan hampir semua kritikus dan banyak arsitek menghindarkan menulis tentang ini, relatif mudahlah bagi seorang peracang yang baru mulai untuk menjadi tidak berhasrat pada konsep-konsep dan tidak memahami peranan yang mereka mainkan dalam perancangan bangunan.
Masalah ketiga, dapat disederhanakan sebagai masalah mengidentifikasi hirarki-hirarki yang tepat. Arsitek harus sanggup membuat penilaian yang membedakan. Pemahaman akan hubungan-hubungan antara gagasan, wawasan, dan konsep dapat membantu memecahkan ketiga masalah tersebut.
Gagasan adalah pemikiran nyata yang spesifik yang kita miliki sebagai hasil pemahaman, pengertian, atau pengamatan. Bangunan dan rancangan bangunan terdiri dari banyak keputusan kecil, dan keahlian harus dikembangkan dalam menimbulkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang tanggap terhadap berbagai keragaman persoalan yang muncul.
Wawasan adalah gagasan yang dianggap tidak penting, namun selalu masih terdapat kemungkinan bahwa ada suatu dasar kebenaran yang penting yang tersembunyi bahkan dalam setiap ucapan yang fasih. Dalam arsitektur, suatu konsep yang tepat untuk suatu proyek mungkin terus-menerus menolak artikulasi, dan mungkin perlu untuk menciptakan wawasan sebagai suatu langkah dalam merumuskan suatu konsep yang tepak, baik sebagai suatu teknik kunci dan siasat tekan harga jual rumah maupun sebagai akibat mutlak dari kekurangan pengalaman dalam perancangan dan perumusan konsep.
Konsep serupa dengan gagasan, dalam arti keduanya merupakan pemikiran spesifik yang kita miliki sebagai hasil dari suatu pemahaman. Dalam arsitektur, suatu konsep mengidentifikasi bagaimana berbagai aspek persyaratan untuk suatu bangunan dapat dipersatukan dalam suatu pemikiran spesifik yang langsung mempengaruhi rancangan dan konfigurasinya.
Skenario konseptual meluaskan pernyataan konsep, dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana semua gagasan dan persoalan penting yang dapat ditinggalkan dalam suatu pernyataan konsep yang lebih singkat dapat dipersatukan dalam satu pernyataan cerita yang panjang. Sekalipun bagian-bagian tiap skenario mungkin telah jelas ditetapkan dari sejak awal, skenario menggunakan pengertian-pengertian yang diperoleh selama proses perancangan untuk mempertalikannya bersama.
HIRARKI KONSEP
Suatu pemahaman tenatang hubungan hirarkis antara wawasan, gagasan, konsep, dan skenario konseptual menjadi landasan untuk mengembangkan suatu proses guna melahirkan konsep-konsep yang tepat untuk bangunan.
Dalam tahap-tahap awal suatu proyek, gagasan mempunyai kesempatan yang baik untuk dapat dipahami, terutama bila pikiran terbuka bagi pemikiran pembaharuan, tidak biasa, dan imajinatif, yang mungkin membantu memecahkan perancangan yang unik atau sulit dan persyaratan yang bersifat perencanaan. Sehingga kemiripan, kemungkinan interaksi, dan pengelompokan gagasan menjadi nyata. Pengamatan-pengamatan ini menciptakan dasar yang memberikan argumen terus-menerus untuk melakukan segala sesuatu.
LIMA JENIS KONSEP
1. Analogi (memperhatikan hal-hal lain)
Analogi adalah sarana yang paling sering digunakan untuk merumuskan konsep. Analogi mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin di antara benda-benda. Sebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas yang diinginkan, dan dengan demikian ia menjadi model untuk proyek yang ada.
2. Metafora (memperhatikan abtraksi-abtraksi)
Metafora, mengidentifikasi hubungan di antara benda-benda. Tetapi hubungan-hubungan ini lebih bersifat abstark dibanding nyata. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata “seperti” atau “bagaikan” untuk mengungkapan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar sedangkan analogi mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin.
3. Hakikat (memperhatikan di luar kebutuhan-kebutuhan program)
Hakikat menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit menjadi keterangan-keterangan gamblang yang ringkas. Hakikat mengandung pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan intrinsik dari benda yang dianalisis. Suatu pernyataan tentang hakikat sesuatu juga dapat merupakan hasil penemuan dan identifikasi akar-akar suatu pokok persoalan.
4. Konsep programatik (memperhatikan syarat-syarat yang dinyatakan)
Tidak semua konsep menangkap hakikat suatu proyek, tidak pula semua konsep melambangkan fungsi semua kegiatan dalam suatu bangunan. Konsep dapat dikembangkan sekitar persoalan-persoalan yang lebih pragmatis yang sering dengan gamblang diidentifikasi dalam program bangunan.
5. Cita-cita (memperhatikan nilai-nilai umum)
Bila arsitek tidak memiliki cita-cita untuk acuan dan menggunakannya dalam konseptualisasi dan mengembangkan rancangan-rancangan mereka, tugas mereka akan lebih sulit.
Wawasan, gagasan, konsep, dan skenario merupakan suatu rangkaian kesatuan kontinum yang dapat menjadi dasar penting bagi arsitektur. Pencaharian akan konsep yang tepat dan penerapannya dapat membantu menciptakan arsitektur yang baik.
 
 
*dikutip dari http://keep-trying-9.blogspot.com/2012/03/konsep-dalam-arsitektur.html

Jumat, 23 November 2012

Vandalisme Dalam Desain Interior

Sedikit perlu diperhatikan tentang vandalisme, terkadang secara tidak langsung ruang-ruang ini banyak dsekitar kita bahkan kita sendiri yang merancangnnya.
Vandalisme adalah kejahatan yang sering diasosiasikan dengan lingkungan urban dan situasi kota besar yang penuh kekekarasan. Dibalik semua citra itu ternyata jenis kejahatan ini sering juga kita jumpai di interior bangunan, terutama interior bangunan public seperti terminal, rumah makan, kantor, kampus serta sekolah. Tempat tempat yang menjadi sasaran vandalism di interior bangunan sangat bervariasi tapi secara umum tembok, pintu, meja dan kursi adalah tempat utama bagi sasaran vandalisme.
Architect Frank Gehry seringkali menciptakan vandalisme dalam konteks yang positif
Tempat atau sudut sudut yang menjadi sasaran vandalisme pada umumnya adalah tempat yang kurang mendapat pengawasan. Kurangnya pengawasan ini bisa disebabkan oleh dua hal, yang pertama adalah sifat ruang itu sendiri yang tidak memungkinkan pengawasan secara intensif. Contoh dari ruang ini adalah kamar mandi dan WC umum. Kedua tempat ini tidak mungkin diawasi secara lekat karena melanggar aturan privasi penggunannya. Akibatnya di kamar mandi dan WC umum sering kita jumpai coretan coretan ataupun jenis pengrusakan property seperty pintu dan wastafel. Sebab kedua hasil dari desain ruang yang bersifat residual atau sisa sisa ruang. Ruang ini biasanya adalah ruang belakang atau sudut sudut yang kurang menarik.
Sasaran vandalisme secara teoritis merupakan tempat yang dirasa “kurang diperhatikan” atau setidaknya menurut pelaku vandalisme tempat tersebut tidak terlalu mendapat perhatian utama. Faktor lain yang mendorong vandalisme adalah “pancingan awal” yang bersifat mengundang. Pancingan ini bisa berupa kerusakan kecil yang diabaikan atau tidak segera diperbaiki. Kerusakan kecil ini memberi stimulus bagi pelaku vandalisme untuk melakukan aksinya karena mereka “membaca pesan” bahwa tempat tersebut terabaikan. Adanya coretan awal dimuka dinding akan memancing pelaku lain untuk “berkreasi” jika tidak segera ditangani.
Memerangi vandalisme adalah hal yang sulit dilakukan namun bukan berarti tidak bisa. Beberapa konsep desain menawarkan solusi untuk meminimalisir dampak aktivitas liar ini. Salah satu cara yang dikembangkan adalah membuat desain yang “tidak mengundang” bagi pelaku vandalisme. Prinsip ini dilakukan dengan berbagai macam strategi diantaranya member penerangan yang cukup disudut sudut ruang, menghias space kosong agar terlihat terawat dan berguna, menerapkan bahan anti gores seperti stainless steel. Semua strategi ini harus dikombinasikan dengan psikologi pelaku vandalisme dan diterapkan secara simultan.
Pelaku vandalisme pada umumnya melakukan aksinya ketika pengawasan dari pihak lain dirasakan kurang. Pemasangan kamera CCTV tentu bisa membantu akan tetapi ruang seperti kamar mandi dan WC tentu tidak mungkin menerapkan solusi ini. Satu hal yang menarik adalah bahwa kamar mandi umum di Mall mewah lebih jarang menjadi sasaran vandalisme katimbang kamar mandi umum terminal bis antar kota.

*dkitup dari http://artbanu.wordpress.com/2011/09/08/vandalisme-dalam-desain-interior/

Selasa, 16 Oktober 2012

Atrium Plaza Sportainment


Hampir 3 kali nih gonta ganti judul akhirnya ketemu judul yang cucok... Atrium Plaza Sportainment Makassar...sadaaap
nih sekilas ABSTRAKSI nya
Kegiatan olahraga sangat memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa ataupun masyarakat dalam satu kota. Sebagai faktor krusial yang utama, dalam hal ini kepadatan penduduk yang tinggi, tentunya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi penduduk Makassar khususnya masyarakat kota. Yaitu masalah yang menyangkut keseimbangan antara mental dan fisik. Semakin tinggi kepadatan penduduk maka akan menimbulkan aktivitas yang tinggi pula terutam dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Kesibukan dan keruwetan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan dan kebugaran sehingga menuntut perlunya penambahan sarana dan prasarana kota pada sektor olahraga maupun rekreasi sebagai salah satu alternative untuk mengimbangi tuntutan akan kesehatan dan kebugaran.
Masyarakat kota makassar saat ini lebih senang dengan olahraga yang bersifat fun maupun rekreasi. Ini terlihat dengan banyaknya muncul klub-klub olahraga seperti sepeda, parkour, skeatboard,dan  futsal. Gaya olahraga rekreasi ini sudah menjadi gaya hidup sebahagian masyarakat kota Makassar. Seperti halnya bersepeda, ada beberapa komunitas sepeda yang terbentuk seperti komunitas viksi, lauraider, BMX, Sepeda santai ini digeluti hampir lapisan masyarakat baik muda maupun tua. Komunitas ini banyak dijumpai pada kawasan pantai losari, metro tanjung bunga, KOR Sudiang  maupun dibeberpa titik persinggahan yang menarik di Kota Makassar.
Banyaknya komunitas sepeda ini menuntut fasilitas-fasilitas perwadahan sebagai sarana mereka untuk berkumpul. Maka perlu adanya perencanaan gedung yang multifungsi dengan berkonsepkan Olahraga -  Rekreasi – Komersial dengan sarana dan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan olahraga khusus dan kegiatan yang lain di luar olahraga yaitu kegiatan rekreasi dan komersial yang sesuai dengan peruntukan kebetuhan masyarakat kota Makassar serta rencana tata ruang kota Makassar
Atrum Plaza Sportainment Sebuah fasilitas yang menyediakan beberapa tempat dan sarana berolahraga bersifat hiburan dengan fasilitas perbelanjaan maupun hiburan dan rekreasi dalam sebuah gedung dan plaza terbuka yang berada pada kota Makassar. Dimana masyarakat dapat menyalurkan bakat ataupun hobi berolahraga mereka yang tentunya bermacam-macam satu dengan yang lainnya atau hanya sekedar berbelanja perlengkapan olahraga dan menikmati suasana dalam maupun sekitar gedung atrium plaza sportainment.
Kata Kunci : Olahraga, kesehatan, atrium plaza, hiburan
 ide munculnya judul ini melihat maraknya gaya olahraga hiburan baru dKota Makassar, sejenis gaya hidup baru dkalangan masyarakat kota makassar baik anak-anak,remaja,maupun yang dewasa, seperti dpaparkan dalam abstark diatas. maka terpikirlah bagaimana menciptakan buah zona kawasan olahrah hiburan, rekreasi, maupun entertaint yang terpadu sehingga masyarakat nyaman, senang melakukan aktivitas, hobi, kegemaran mereka dikawasan ini.
perpaduan antara fungsi olahraga, komersil, dan rekreasi tentukan manjadi salah satu daya tarik bagi warga kota Makassar untuk berkunjung ke Kawasan ini. alternatif lokasi yang dipilah 


kemudian diambil alternatif 2
 
terpilih lokasi yang berada pada kawasan metro tanjung bunga, hal ini didukung oleh kondisi lahan, merupakan kawasan terpadu kota Makassar, serta dapat mendukung fungsi komersil, rekreasi dan olahraga.
Jadi konsep fungsi yang kemudian dkembangkan adalah bangunan yang bersifat komersil. rekreasi, dan oalahraga. fungsi ini saling menunjang untuk tetap memepertahankan eksistensi bangunan ini sebagai pusat olahraga hiburan di kota Makassar. adapanya perpaduan ketiga fungsi ini diharapkan mampu memeberi daya tarik bagi  masyarakat kota Makassar untuk tetap berkunjung dan menjadi alternatif tempat berkunjung saat berolahrga, berbelanja, maupun berekreasi.
Ini gambaran awal dari konsep perancangan Atrium Plaza Sportainment ini

 Untuk mewujudkan konsep ini dibutuhkan lokasi dan lahan yang baik sebagai peruntukan spesifikasi perancangan atrium plaza sportainment. Dalam perancangan ini menggunakakan lahan seluas kurang lebih 11Ha. Dengan beberapa zoning pembagian pada kawasan tersebut.
Pada penerapan rancagan site plan ditempatkan zona olahraga publik untuk dapat diakses secara langsung dari jalan metro tanjung bunga. Beberapa fasilitas area olahraga seperti joging track, skate park, lapangan basket ditambah beberapa penunjang seperti taman, kolam air mancur, fasilitas parkir kendaraan mobil, motor, sepeda. Pada zona bagian tengah merupakan pusat bangunan sebagai area komersil, fasilitas olahraga indoor. Posisi berada ditengah sebagai akses center dari zona area depan dan zona area belakang yang diperuntukkan untuk zona rekreasi keluarga dengan fasilitas water park, anjungan pantai dengan sarana seperti banana boat, taman, bungee jump, jet sky.


Dengan rancangan site plan yang begitu komplek dibutuhkan pula rancangan bangunan yang menarik dan atraktif sebagai penunjang utama daya tarik yang dapat dijadikan vokal point pada kawasan metro tanjung bunga. Sebagai fungsi bangunan yang berorentasi sebagi bangunan olahraga tentunya diharapkan betuk dan penampilan bangunan yang atraktif, dinamis, modern. Dengan pemikiran form follow function dengan mengambil tema DINAMIS DALAM KESATUAN mengambil eksplorasi fungsi olahraga metafora intengible diperoleh bentuk bangunan seperti ini
Fasilitas-fasilitas yang diberikan dalam atrium ini kemudian dibagi dalam zona mikro
Berikut hasil rancangan dari denah, tampak dan potongan bangunan atrium plaza sportainment





Nuansa bangunan yang bersifat modern dengan pemilihan material finishing glossy, transparan, diharapkan memberi kesan lapang, luas terbuka agar dapat menunjang aktifitas didalam di area-area venue olahraga,  dengan bukaan-bukaan lebar sebagai penghematan energi pencahayaan dan penghawaan alami. Kesan alami hijau juga diterapkan dalam perancangan bangunan ini baik pada kawasan site plan maupun bangunan dengan taman indoor, semi indoor, green roof semua bersifat akses publik bagi para pengunjung.
Sebagai konsep rancangan yang diajukan dalam bentuk tugas akhir sebagai mahasiswa arsitektur tingkat akhir ini merupakan bentuk sumbangsi ide pemikiran karya calon arsitek yang selalu ingin belajar dan memeberikan yang terbaik. Layaknya ini bisa dijadikan bahan masukan, pembelajaran bagi diri pribadi maupun masyarakat arsitektur tanpa menciplak ataupun mengambil konsep rancangan ini.
4 tahun 8 bulan menempuh masa perkuliahan menimba ilmu di Jurusan Arsitektur UNHAS hanya dapat menghasilkan karya tugas akhir seperti ini Atrium Plaza Sportainment di Makassar. Mudahan bisa menghasilkan karya-karya yagn lebih dengan pemikiran konsep ide-ide kreatif dan bermanfaat sebagai calon arsitek ^^